PROFIL KOTA TANGSEL
   

   Usia kota Tangerang Selatan memang bisa dibilang masih sangat muda, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Tangsel akan menjadi kota yang diminati oleh banyak orang. Hal ini dibuktikan dengan kondisi saat ini yaitu mulai terlihat kesibukan dari masyarakat ketika melakukan aktivitas bekerja dan kegiatan sehari-hari lainnya yang membuat kota ini semakin ramai dengan kesibukan masing-masing. Banyak pengusaha yang membangun tempat usahanya di Tangsel, hal itu berakibat pada peningkatan jumlah penduduk yang berasal dari daerah lain untuk menetap dan bekerja di kota ini.


1.  Sejarah Tangerang Selatan
Salah satu yang melatar belakangi terbentiknya kota Tangerang Selatan yaitu karena warga di kawasan Tangsel menginginkan adanya kesejahteraan untuk masyarakat sekitar. Keinginan tersebut dipicu dengan anggapan warga yang merasa kurang dipedulikan atau diperhatikan oleh pemerintah kabupaten. Hal ini dikarenakan masih banyak wilayah kawasan Tangsel yang belum merasakan adanya pembangunan. Selain itu banyak juga fasilitas umum yang masih terabaikan. Dan pada akhirnya, DPRD Kabupaten Tangerang menyetujui adanya pemekaran kota Tangerang Selatan tersebut.
Hingga pada tanggal 29 Oktober 2008, Menteri Dalam Negeri Indonesia yaitu Bapak Mardiyanto meresmikan pembentukan kota Tangerang Selatan yang disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang dengan jumlah 7 kecamatan yang terdiri dari kota Tangerang Selatan Kecamatan Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Utara, Setu, Pamulang, Serpong dan Serpong Utara. Dengan berdirinya daerah pemekaran yaitu kota Tangerang Selatan, maka pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana sebesar 20 milyar yang akan digunakan untuk keperluan operasional.

2.  .Suku
Kota ini memiliki tiga karakteristik suku yang mendominasi yaitu suku Betawi, Sunda dan Tionghoa. Selain suku tersebut sebenarnya ada berbagai macam suku yang saat ini tinggal di sana, akan tetapi kebanyakan suku yang tidak mendominasi ini berasal dari luar kota Tangsel seperti sumatera, jawa bahkan ada yang dari wilayah Indonesia bagian Timur. Kebanyakan masyarakat pendatang yang menetap di sana adalah para pelajar dan pekerja. Akan tetapi saat ini, dengan meningkatnya jumlah penduduk maka mengakibatkan persaingan di dunia pendidikan dan pekerjaan sudah semakin ketat dan susah.

3.    Budaya
Kondisi kota Tangerang Selatan yang masih masuk ke dalam deretan wilayah Jakarta ini membuat ciri khas kebudayaan disana menggunakan busaya Betawi. Etnis budaya yang tetap dilestarikan di Tangsel adalah tradisi palang pintu. Palang pintu merupakan tradisi pernikahan yang dilakukan oleh suku Betawi dan tetap dilestarikan sampai saat ini. Pada setiap pergelaran palang pintu terdapat dua orang pendekar yang jago melakukan atraksi pencak silat yang diiringi oleh beberapa alat musik seperti krecek, kempul, gendang dn kemong.
Atraksi tersebut biasanya dilakukan oleh mempelai pria atau pengawal tamu dan harus memenangkan pertandingan tersebut. Ada daya tarik tersendiri dalam penampilan seni budaya ini, yaitu orang yang melakukan pencak silat menggunakan senjata tajam berupa golok yang menjadikan tegang suasana. Selain atraksi, pergelaran palang pintu juga diselingi dengan acara berbalas pantun.

 

 


4.  Pariwisata


Pariwisata merupakan salah satu sektor yang harus dimiliki oleh sebuah wilayah atau kota sebagai daya tarik masyarakat luar untuk mengunjungi kota Tangsel dan melakukan beberapa kegiatan yang berdampak pada lancarnya perputaran ekonomi seperti berkunjung ke pusat perbelanjaan, kuliner, tempat wisata ataupun melakukan investasi. Dengan berkembangnya perekonomian di bidang usaha ini, menyebabkan pertumbuhan pemukiman, perumahan, hotel dan properti semakin bertambah. DPRD kota Tengerang Selatan dengan segala upaya terus melakukan perbaikan dan penambahan sektor pariwisata seperti urusan pangan agar diminati oleh wisatawan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini